EVALUASI
PEMBELAJARAN AUD
MAKALAH
KELOMPOK
5
1. Rahmi Syah Putri (1200794) 6. Fitri (1200825)
2. Ochi Purwanti (1200823) 7. Sri Murni (1200792)
3. Gita Asmara wulandari (1200796) 8.
Atin Suharti (1200 )
4. Ridha Fadilah Putri (1200830) 9. Yana novita
(1200799)
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah, penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan izinnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “ EVALUASI PENDIDIKAN
DI ANAK USIA DINI”.
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evaluasi Pendidikan di Anak Usia
Dini”. Melalui penulisan makalah ini, penulis harapkan akan menambah wawasan
pembaca tentang evaluasi pada anak usia dini.
Selesainya
makalah ini tidak terlepas dari dorongan moril dan materil dari berbagai pihak,
maka sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
banyak memberikan bimbingan pengetahuan dan ilmu kepada penulis. Semoga
bimbingan, dorongan, bantuan menjadi amal kebaikan dan mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan ilmu, dan
pengalaman yang penulis miliki, untuk itu saran dan kritikan yang bersifat
perbaikan sangat penulis harapkan.
Padang,
27 Agustus 2014
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
1. Pengertian dan fungsi evaluasi
2. Prinsip-prinsip
evaluasi di TK
3. Karakteristik
evaluasi di TK
4. Manfaat evaluasi di TK
5. Penggunaan evaluasi di TK
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak usia
dini adalah anak yang berusia dalam rentang umur 0-6 tahun. Dalam rentang usia
itu, mereka disebut juga berada dalam masa emas. Potensi otaknya sangat
berkembang pesat. Untuk itu orang tua harus mengembangkan potensi anak itu
salah satu caranya dengan memasukkan anak ke sekolah TK.
Di TK, guru
akan merangsang otak anak dengan mengajarkan metode bermain sambil belajar dan
belaar seraya bermain. Dikatakan demikian karna pada usia itu karakteritik ank
itu adalah senang bermain, jadi merangsang otak anak itu melalui bermain.
Guru harus
terus mengawasi perkembangan anak yaitu dengan cara menegevaluasi anak
tersebut. evaluasi pada anak TK berbeda dengan evaluasi pada anak atau siswa di
SD,SMP, maupun SMA. Untuk itu seorang guru TK perlu memahami tentang evaluasi
di TK. Dan agar guru memahami tentang evaluasi di TK jadi penulis membuat
makalah ini agar guru memahami prinsip-prinsip, karakteristik, manfaat, dan
penggunaan evaluasi di TK.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Apa
pengertian dan fungsi evaluasi?
2. Bagaimana prinsip-prinsip evaluasi di TK?
3. Apa
karakteristik evaluasi di TK?
4. Apa
saja manfaat evaluasi di TK?
5. Bagaimana
penggunaan evaluasi di TK?
C. Batasan
Masalah
1. pengertian
dan fungsi evaluasi
2. prinsip-prinsip
evaluasi di TK
3. karakteristik
evaluasi di TK
4. manfaat
evaluasi di TK
5. penggunaan
evaluasi di TK
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
dan fungsi evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari
bahasa inggris evaluation, daalam bahasa Arab al takdir, dalam bahasa Indonesia
berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa Arab al qimah, dalam
bahasa indonesia berarti nilai.
Menurut
Guba dan Lincoln dalam Sanjaya, Wina (2005: 181) mendefinisikan evaluasi
merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan. Ralph Tyler dalam Tayibnas, Farida Yusuf (2008: 30
evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan
dapat dicapai. Maclcolm, Provos evaluasi adalah sebagai perbedaaan apa yang ada
dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih.
Istilah
evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation” istilah ini diterjemahkan
ke dalam bahasa indonesia adalah “penilaian”. Penilaian merupakan suatu
pekerjaan yang selalu dilakukan oleh manusia di dalam kehidupannya.
Suharsumi
Arikunto mengatakan evaluasi meliputi dua bagian yaitu mengukur dan menilai.
Mengukur adalah membanding suatu dengan suatu ukuran, pengukuran bersifat
kuantitatif, dan penilaian yaitu mengambil keputusan terhadap suatu dengan
suatu ukuran baik buruk, kualitatif.
Gilbert
Sax dalam Arifin, Zainal (2011: 5) bahwa evaluation is a process through which
a value judgement or decision is made from a variety of obsersation and from
the backround and training of the evaluator. Bloom dalam Daryanto (2008: 1)
mengatakan “evaluation as we see it, is the systematic collection of evidence
to determine whether in fact certain changes are taking place in the learness
as well as to determine the amount or degree of change in individual student”.
Artinya evaluasi, sebagaimana kita lihat adalah pengumpulan kenyataan secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam
diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa.
Adapun
evaluasi berfungsi sebagai berikut:
1. Evaluasi
berfungsi sebagai selektif
Dengan cara mengadakan
evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya,
tujuannya yaitu untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu,
untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya, untuk
memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, untuk memilih siswa yang sudah
berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.
2. Evaluasi
berfungsi sebagai diagnostik
Apabila alat yang
digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat
hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa.
3. Evaluasi
berfungsi sebagai penempatan
Sitem baru yang kini
banyak dipopulerkan di negara barat, adlah belajar sendiri. Pendekatan yang
lebih bersifat melayani perbadaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompo.
Untuk dapat menentukan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan
suatu evaluasi.
4. Evaluasi
berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Fungsi evaluasi disina adalah untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
Adapun
fungsi lain dari evaluasi adalah :
a. Perbaikan
sistem, peran evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil
penilaian dijadikan input bagi perbaikan-perbaikan yang diperlukan di dalam
sistem pendidikan yang sedang dikembangkan.
b. Pertanggung
jawaban kepada pemerintah dan masyarakat, dalam pertanggung jawaban hasil yang
telah dicapainya, pihak pengembang perlu mengemunkakan kekuatan dan kelamahan
dari sistem yang sedang dikembangkannya serta usaha lebih lanjut yang
diperlukan untuk mengatasi kelemahan – kelamahan tersebut.
c. Penetuan
tindak lanjut hasil pengembangan, tindak lanjut hasil pengembangan sistem
pendidikan dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : (1) apakah
sistem baru tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan? (2) dalam kondisi
yang bagaimana dan cara yang bagaimana pula sistem baru tersebut akan
disebarluaskan?
2.
Prinsip-prinsip
evaluasi di TK
a. Berpusat
pada anak
Penilaian
yang dilakukan hendaknya berpusat pada semua aktivitas yang dilakukan oleh
anak.
b. Berkesinambungan
Penilaian
dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan proses pembelajaran anak didik sebagai hasil
kegiatan pembelajaran.
c. Menyeluruh/keterpaduan
Perubahan
prilaku yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran perlu dicapai secara
menyeluruh yang menyangkut pengetahuan, sikap, prilaku, nilai, dan
keterampilan.
d. Lebih
mementingkan proses daripada hasil
Penilaian
pada anak sebaiknya lebih mementingkan pada pengamatan yang dilakukan selama
proses yang berlangsung dan bukan pada hasil akhirnya saja.
e. Berorientasi
pada tujuan
Penilaian
di TK berorientasi pada kompetensi yang diharapkan, proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
f. Objektif
dan alamiah
Dalam
melakukan penilaian diusahakan seobjektif mungkin, yaitu penilaian hanya
memperhatikan objeknya.
g. Mendidik
Hasil
penilaian harus dapat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada
semua anak dalam meningkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak.
h. Konsisten
dan jujur
Penilaian
yang dilakukan oleh lebih dari dua orang penilai akan lebih dapat
dipertanggungjawabkan ketika membuat rekomendasi atau menentukan tindak lanjut.
i.
Kebermaknaan
Hasil
penilaian harus bermakna bagi guru, orang tua, anak didik, dan pihak-pihak lain
yang membutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
j.
Kesesuaian
Penilaian
harus memperhatikan adanya kesesuaian antara apa yang diajarkan di TK dengan
laporan yang dibuat.
3.
Karakteristik
evaluasi di TK
Secara
sederhana, Zainal Arifin (2011 : 69) mengemukakan karakteristik instrumen
evaluasi yang baik adalah “valid, reliabel, relevan, representatif, praktis,
deskriminatif, spesifik dan proporsional”.
1. Kevalidan
Valid artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur
apa yang hendak diukur secara tepat. Validitas suatu alat ukur dapat ditinjau
dari berbagai segi, antara lain validitas ramalan (predictive validity),
validitas bandingan (concurent validity), dan validitas isi (content validity),
validitas konstruk (construct validity), dan lain-lain.
2. Realible
Reliabel artinya suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia
mempunyai hasil yang taat asas (consistent). Misalnya, suatu alat ukur
diberikan kepada sekelompok peserta didik saat ini, kemudian diberikan lagi
kepada sekelompok peserta didik yang sama pada saat yang akan datang, dan
ternyata hasilnya sama atau mendekati sama, maka dapat dikatakan alat ukur
tersebut mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.
3. Relevan
Relevan artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan. Alat ukur
juga harus sesuai dengan domain hasil belajar, seperti domain kognitif,
afektif, dan psikomotor. Jangan sampai ingin mengukur domain kognitif
menggunakan alat ukur non-tes. Hal ini tentu tidak relevan.
4. Representatif
Representatif artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh
materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila guru menggunakan silabus
sebagai acuan pemilihan materi tes. Guru juga harus memperhatikan proses
seleksi materi, mana materi yang bersifat aplikatif dan mana yang tidak, mana
yang penting dan mana yang tidak.
5. Praktis
Praktis artinya mudah digunakan. Jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat
tetapi sukar digunakan, berarti tidak praktis. Kepraktisan ini bukan hanya
dilihat dari pembuat alat ukur (guru), tetapi juga bagi orang lain yang ingin
menggunakan alat ukur tersebut.
6. Deskriminatif
Deskriminatif artinya adalah alat ukur itu harus disusun sedemikian rupa,
sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun. Semakin
baik suatu alat ukur, maka semakin mampu alat ukur tersebut menunjukkan
perbedaan secara teliti. Untuk mengetahui apakah suatu alat ukur cukup
deskriminatif atau tidak, biasanya didasarkan atas uji daya pembeda alat ukur
tersebut.
7. Spesifik
Spesifik artinya suatu alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
diukur. Jika alat ukur tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan
menimbulkan ambivalensi atau spekulasi.
8. Proporsional
Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang
proporsional antara sulit, sedang dan mudah. Begitu juga ketika menentukan
jenis alat ukur, baik tes maupun non-tes.
4.
Manfaat
evaluasi di TK
Manfaat
evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
alat ukur apakah tujuan mata pelajaran telah tercapai atau belum
2. Sebagai
alat ukur apakah proses belajar mengajar telah berjalan sesuai rencana
3. Melakukan
penempatan yang sesuai kepada anak tentang minat dan bakatnya
4. Sebagai
alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan anak dan memberikan solusi atau
penyelesaian kepada anak yang mengalami kesulitan.
5.
Penggunaan
hasil evaluasi di TK
Pada
dasarnya penggunaan hasil evaluasi
yang diperoleh adalah bergantung pada tujuan yang hendak dicapai dalam
mengadakan evaluasi itu sendiri. Atau bergantung pada jenis-jenis tes yang
dilakukan. Beberapa contoh penggunaan hasil tes antara lain:
a. Menentukan
naik tidaknya atau lulus tidaknya seorang siswa. Hal ini kita dasarkan pada
interpretasi kita terhadap taraf kesiapan siswa tersebut, Dalam penggunaan ini,
tes yang dimaksud adalah tes sumatif. Penentuan ini dilakukan setelah hasil tes
tersebut dipadukan dengan hasil tes-tes formatif atau sub sumatif sebelum.
b. Mengadakan
diagnosa atau remedial. Dari hasil tes yang telah kita lakukan kita dapat
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, maka langkah berikutnya adalah mencari
sebab-sebab kelemahan tersebut, kemudian melakukan remedial (penyembuhan).
Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes diagnostik.
c. Perlu
tidaknya suatu pelajaran diulang kembali atau tidak. Hal ini kita dasarkan pada
interpretasi terhadap prestasi kelompok. Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud
adalah tes formatif.
d. Membangkitkan
motif siswa. Ketika hasil tes ditunjukkan, biasanya siswa berminat sekali untuk
mengetahuinya, guru dapat memanfaatkan minat yang besar tersebut untuk
memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih giat. Dalam penggunaan
ini, tes yang dimaksud adalah tes formatif
e. Memberikan
laporan kepada orang tua. Dengan tujuan agar dia memiliki gambaran oyektif
tentang perkembangan anaknya, untuk kemudian menyikapinya. Dalam penggunaan
ini, tes yang dimaksud adalah tes sumatif. Pemberian laporan ini dilakukan
setelah hasil tes tersebut dipadukan dengan hasil tes-tes formatif atau sub
sumatif sebelumnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, daalam bahasa
Arab al takdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah
value, dalam bahasa Arab al qimah, dalam bahasa indonesia berarti nilai.
Prinsip-prinsip
evaluasi di TK adalah berpusat pada anak, berkesinambungan, menyeluruh,
objektif, konsisten dan jujur, serta kebermaknaan. Adapun Manfaat evaluasi
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
alat ukur apakah tujuan mata pelajaran telah tercapai atau belum
2. Sebagai
alat ukur apakah proses belajar mengajar telah berjalan sesuai rencana
3. Melakukan
penempatan yang sesuai kepada anak tentang minat dan bakatnya
4. Sebagai
alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan anak dan memberikan solusi atau
penyelesaian kepada anak yang mengalami kesulitan.
B. Saran
Sebaiknya
guru memahami tentang evaluasi pada anak usia dini, agar guru mengetahui
bagaimana perkembangan anak, dan guru bisa melaporkan bagaimana perkembangan
anak pada orang tuanya. Dengan memahami bagaimana evaluasi di TK, maka tujuan
pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar akan optimal
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Universitas terbuka
Sanjaya,
Wina. 2005. Pembelajaran dan Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencanan Prenada Media Group
Arifin,
Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan
Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tayibnapis,
Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan
Instrumen Evaluasi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Daryanto.
2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Arikunto suharsimi.
2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta
: Bumi Aksara